Rabu, 09 Mei 2012

Pengawetan Pakan Ternak


CARA MENGAWETKAN/ MEMFERMENTASI PAKAN TERNAK HIJAUAN


12062010(014)Pakan ternak terutama sapi seringkali tidak mudah tersedia sepanjang tahun. Jika musim hujan biasanya melimpah dan sangat mudah mendapatkan pakan ternak hijauan sementara di musim kemarau seringkali kita kesulitan mendapatkannya. Hal ini tentunya berhubungan dengan ketersediaan air untuk hidup tanaman tersebut dimana saat musim kemarau kondisi tanah dan udara kering karena curah hujan sangat minim
Untuk mengatasi ketersediaan pakan ternak dimusim kemarau yang notabene sangat sulit dicari bisa dilakukan dengan cara mengawetkan stok pakan hijauan dimusim hujan. Cara yang mudah, murah dan bisa meningkatkan nilai nutrisi pakan ternak hijauan adalah dengan cara difermentasi. Adapun cara pengawetan/ memfermentasi pakan ternak hijaun adalah sebagai berikut:
Alat dan Bahan:
  1. Drum plastik kapasitas 200 Liter yang bisa ditutup sempurna
  2. Pengaduk sepanjang tinggi drum
  3. Pemotong pakan hijauan
  4. Pakan hijaun 85 Kg
  5. Gaber (ampas tepung tapioka) 5 Kg
  6. Dedak atau bekatul 10 Kg
  7. Tetes tebu atau gula pasir secukupnya
  8. Mikroorganisme (EM4, MOL, Mbio, Agri simba dll)
  9. Air secukupnya
Cara Pembuatan:
  1. Pakan hijauan dipotong kecil-kecil kurang lebih 0,5-1 Cm
  2. Tetes tebu atau gula pasir + Mikroorganisme dicampur air secukupnya diaduk aduk hingga larut sempurna
  3. Potongan pakan dicampur dengan dedak atau bekatul dan gaber
  4. Kemudian percikkan larutan tetes dan mikroorganisme tadi hingga basah tetapi jangan sampai menetes.
  5. Masukkan kedalam drum dan tutup rapat jangan sampai ada udara yang masuk.
  6. Biarkan selama 21 hari
Cara Penyajian:
  1. Pakan hijauan yang telah difermentasi selama 21 hari bisa disajikan dengan dicampur terlebih dahulu dengan bekatul dan garam dan diberikan secara selang seling dengan pakan hijauan yang ada.
  2. Bisa juga pakan tadi disimpan untuk keperluan pakan saat pakan hijauan susah dicari (dimusim kemarau).
  3. Jika disimpan pakan hijauan hasil fermentasi tadi bisa tahan sampai 1 tahun.
Demikian cara pengawetan pakan hijauan yang sederhana dan mudah dilakukan oleh petani, selamat mencoba dan semoga bisa bermanfaat untuk mengatasi kesulitan pakan ternak saat musim kemarau. Jika ada pembaca yang ingin memberikan kritik, saran ataupun tambahan informasi saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Silakan berikan melalui kolom komentar yang telah tersedia.

Selasa, 08 Mei 2012

Cara Beternak Sapi Perah


BETERNAK SAPI PERAH


BETERNAK SAPI PERAH
Dalam pemeliharaan sapi perah ada beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :

1. Seleksi Bibit
Jenis sapi perah yang biasa dipelihara adalah sapi FH (Fries Holland) dengan ciri-ciri sebagai berikut :
- Warna bulu putih dengan bercak hitam.
- Berat badan betina dewasa 625 kg dan jantan 900 kg.
- Pembawaan betina tenang dan jinak sedangkan jantan agak panas.
- Daya merumput (Grazing ability) hanya baik pada pasture yang baik saja.
- Dewasa kelamin sapi FH agak lambat, umur pertama kali dikawinkan 15 – 18 bulan.
- Produksi susu relatif lebih tinggi dibandingkan sapi perah lainnya.

2. Pakan
Pakan sapi perah umumnya dibagi tiga :
a. Hijauan :
- Rumput - rumputan : Rumput gajah ( Pennisetum purpureum), Rumput Raja (King grass), setaria, benggala (Pennisetum maximum), rumput lapang dan BD (Brachiaria decumbens),
- Kacang-kacangan : Lamtoro, turi, gamal
b. Konsentrat :
Dedak, bunkil kelapa, bungkil kacang tanah, jagung kedelai.
c. Limbah pertanian :
Jerami padi, jerami jagung, jerami kedelai, dll.
Pakan yang diberikan kepada sapi perah secara umum berupa hijauan 60 % dari BK (berat kering) dan 40 % Konsentrat.
Dalam hal ini hijauan yang digunakan 75 % rumput alam dan 25 % rumput unggul.
Sebagai contoh bila berat sapi 450 kg dan produksi susu 13 kg / hari lemak 3,5 % dapat diberikan pakan : rumput alam 21 kg, rumput gajah 7,5 kg dan konsentrat pabrik 6 kg.

3. Kandang dan Peralatan
kandang yang dibuat harus memenuhi syarat antara lain : Terpisah dari rumah + 10 m, drainase dan ventilasi baik, lantai tidak licin, ada penampungan kotoran dan ukuran kandang 1,5 X 2,5 m / ekor.

4. Kesehatan Hewan
Beberapa penyakit yang sering menyerang sapi perah antara lain:
a. Radang Ambing / Mastitis
Penyebab : Bakteri Streptococcus agalactiae dan Staphilocossus aureus
Gejala : (pada mastitis akut) pembengkakan pada ambing, panas, keras dan terasa sakit diikuti demam, lemah dan nafsu makan hilang.
Pencegahan : Kebersihan kandang terutama pada lantai
Pengobatan : Antibiotik seperti pennicilin, Terramycin dll.
b. Antrax
Penyebab : Kuman Antrax
Gejala : Bengkak pada dada leher dan perut, keluar darah dari lubang hidung, rongga mulut, anus dan kelamin menjelang kehamilan.
Pencegahan : Vaksinasi Antrax.
c. Brucellosis
Penyebab : Kuman Brucella
Gejala : Biasanya terjadi keguguran pada kebuntingan 5 - 8 bulan.
Pencegahan : Pemeriksaan darah secara berkala, menjaga kebersihan kandang ternak, dan Vaksinasi.

5. Pengelolaan / Manajemen
a. Sapi dara : Sapi betina berumur 1 – 2 tahun atau lebih dan belum pernah beranak. Pemeliharaan dan pemberian pakan pada sapi dara sebelum beranak sangat mempengaruhi pertumbuhan.
b. Sapi Betina Dewasa : Dilakukan exercise (gerak jalan), pemeliharaan kuku, kebersihan badan, dan perlu diperhatikan perkembangan reproduksi seperti masa birahi, masa perkawinan, kebuntingan
dan beranak.
c. Pembuatan catatan meliputi catatan reproduksi dan kesehatan.

6. Pemasaran
Pemasaran dapat dilakukan melalui kelompok atau koperasi. Produk yang dipasarkan dapat berupa susu dan hasil olahannya, daging atau kulit.

7. Pasca Panen
Pasca panen sapi perah antara lain berupa produk caramel, tahu susu, kerupuk susu, abon, dendeng, sosis, tas, sepatu jaket 





PEMILIHAN BIBIT SAPI PERAH


Ada tiga hal penting yang harus diperhatikan dalam pemeliharaan budidaya sapi perah yang saling terkait satu sama lain diantaranya pemeliharaan (budidaya), pakan dan pembibitan. Pemeliharan dan pakan yang baik tentu akan meghasilkan produksi yang baik dengan didukung pembibitan yang baik pula. Bibit sapi yang baik sangat penting untuk diperhatikan ketika akan melakukan budidaya sapi perah. Pemilihan bibit sapi perah meliputi pemilihan bibit dara yang nantinya akan menghasilkan produksi susu dan pemilihan bibit pejantan.

Pemilihan Bibit Dara
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh bibit sapi perah betina dewasa adalah:
(a) produksi susu tinggi,
(b) umur 3,5-4,5 tahun dan sudah pernah beranak,
(c) berasal dari induk dan pejantan yang mempunyai keturunan produksi susu tinggi,
(d) bentuk tubuhnya seperti baji,
(e) matanya bercahaya, punggung lurus, bentuk kepala baik, jarak kaki depan atau kaki belakang cukup lebar serta kaki kuat,
(f) ambing cukup besar, pertautan pada tubuh cukup baik, apabila diraba lunak, kulit halus, vena susu banyak, panjang dan berkelok-kelok,puting susu tidak lebih dari 4, terletak dalam segi empat yang simetris dan tidak terlalu pendek,
(g) tubuh sehat dan bukan sebagai pembawa penyakit menular, dan
(h) tiap tahun beranak.

Pemilihan Bibit Pejantan
Pejantan yang baik harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
(a) umur sekitar 4-5 tahun,
(b) memiliki kesuburan tinggi,
(c) daya menurunkan sifat produksi yang tinggi kepada anak-anaknya,
(d) berasal dari induk dan pejantan yang baik,
(e) besar badannya sesuai dengan umur, kuat, dan mempunyai sifat-sifat pejantan yang baik,
(f) kepala lebar, leher besar, pinggang lebar, punggung kuat,
(g) muka sedikit panjang, pundak sedikit tajam dan lebar,
(h) paha rata dan cukup terpisah,
(i) dada lebar dan jarak antara tulang rusuknya cukup lebar,
(j) badan panjang, dada dalam, lingkar dada dan lingkar perut besar, serta
(k) sehat,bebas dari penyakit menular dan tidak menurunkan cacat pada keturunannya.